Cara Menghukum Anak Balita Secara Islami untuk Para Orangtua
Senyumkeluarga.com-
Cara
menghukum anak balita secara Islami menjadi hal yang
banyak dicari dan ingin diketahui oleh para orangtua. Pasalnya, kerap kali para
balita berbuat sesuatu yang memancing orangtua untuk menghukumnya. Tapi, saat
akan menghukum kadangkala timbul kebingungan dan pertanyaan “apakah hukuman
yang saya lakukan sudah sesuai dengan niali-nilai Islami?”
Usia balita adalah usia dimana anak
sedang aktif-aktidnya dan menggemaskan. Akan tetapi, di balik semua itu
kadangkala tingkahnya yang begitu aktif dan kreatif acapkali dicap sebagai anak
yang nakal dan bandel. Usia dimana biasanya ia melakukan apa saja sesuai dengan apa
yag dimaui dan inginkan tanpa memikirkan
efeknya.
Maka tidak heran jika kita sebagai
orangtua sering menjumpai anak-anak usia balita suka melempar-lempar barang
yang ada di rumah, saat akan mandi malah bermain air, saat buang air kecil atau
besar malah bermain-main dengan kotorannya itu, suka menggigit orangtua atau
kakaknya, saat menginginkan sesuatu minta untuk segera dikabulkan, rewel jika
perimintaannya tidak dipenuhi, dan masih banyak contoh lainnya.
Mengapa orangtua menghukum anak?
Pertanyaan ini perlu menjadi
renungan mendalam sebelum orangtua menghukum anaknya. Setelah direnungkan, perlu
dijawab sampai benar-benar ditemukan jawaban yang pas dan sesuai hati nurani. Menghukum
anak identik
dengan
memarahi. Padahal, sebetulnya menghukum itu ada maksud dan tujuannya yaitu agar
menjadikan anak berubah menjadi lebih baik lagi.
Kalau selama
ini yang dilakukan orangtua dalam menghukum anak adalah bentuk luapan emosinya,
maka ini perlu dievaluasi dan tidak perlu diteruskan. Orangtua harus berpatokan
bahwa menghukum anak tujuannya itu untuk menjadikan anak lebih baik, bukan
sebaliknya.
Jika dalam
kondisi emosi meningkat kadang tidak berpikir jernih, maka saat kondisi sadar
seperti ini para orangtua harus menanamkan sikap dan tekad kuat untuk bisa
menghukum anak secara benar. Harus senantiasa belajar melatih dan mengendalikan
emosi.
Berikut
ini ada tips cara menghukum anak balita secara Islami yang bisa
dijadikan panduan para orangtua.
1.
Meneladani Rasulullah dalam menghukum anak
Sebagai orangtua muslim, tetu rujukan utama dalam mendidik anak harus
berdasar Al Qur’an dan As Sunnah. Dalam kehidupan nyata, Rasulullah sudah
banyak memberikan teladan atau contoh bagaimana menghukum anak yang benar. Sebagaimana
tergambar dalam kisah yang tercantum dalam hadits riwayat Abu Daud berikut ini.
“Dari paman Abu Rafi bin Amr Al Ghifari, ia berkata: dahulu saya adalah
anak kecil yang melempari pohon kurma milik orang-orang anshar, kemudian saya
dihadapkan kepada Nabi SAW. Lalu beliau berkata: “Wahai anak kecil,kenapa engkau
melempari pohon kurma?” saya katakan: saya makan, beliau berkata: Jangan engkau
melempari pohon kurma, makanlah yang terjatuh dibawahnya!” kemudian beliau
mengusap kepala anak tersebut dan mengatakan: “Ya Allah, kenyangkanlah perutnya!”
(H.R Abu Daud)
Betapa agung dan mulia sikap nabi. Saat mendapati anak yang kurang tepat
dalam bersikap, ternyata nabi tidak marah-marah dan menyakiti anak. Rasul membuka
ruang dialog terlebih dahulu kemudian memberikan nasehat dan solusi. Sudah siapkah
kita sebagai orangtua meneladaninya? Ini hanya contoh 1 kisah. Masih banyak
contoh-contoh lainnya yang bisa digali.
2.
Menghukum tidak sama dengan meluapkan emosi
Sebagaimana sudah penulis singgung di awal, jika menghukum disamakan dengan
meluapkan emosi maka ini merupakan pemikiran yang perlu diluruskan. Karena itu,
jika Anda menghukum anak dalam kondisi emosi yang meletup-letup maka bisa
dipastikan bukan efek jera yang akan didapatkan melainkan rasa dendam dan benci
yang akan membekas dalam jiwa anak.
Saat orangtua meluapkan emosinya, barangkali anak akan diam dan tertunduk
bahkan menangis. Tapi apakah Anda tahu apa yang ada dalam pikiran dan jiwanya? Bisa
jadi anak begitu marah dan ingin membalasnya suatu saat nanti. Kalau hal ini
yang terjadi, tentu akan merugikan orangtua dan anak tersebut.
3.
Jelaskan pada anak bahwa hukuman adalah konsekuensi dari
perbuatannya
Untuk menjelaskan hal ini, tentu diperlukan kondisi orangtua yang masih
bisa berpikir jernih dan tidak berfokus pada kesalahan anak melainkan fokus
pada perbaikan anak. Saat anak berbuat hal yang menyalahi aturan atau kesalahan
dan ingin menghukumnya, jelaskan terlebih dahulu bahwa ini adalah dalam rangka
mendidik dan memperbaiki diri.
Misalnya saat anak memecahkan gelas, jelaskan bahwa perintah orangtua untuk
membersihkan dan memungut pecahan gelas adalah dalam rangka mendidik anak untuk
lebih berhati-hati lagi ke depannya.
4.
Menghukum tapi jangan sampai menyakiti
Coba sesekali tanyakan pada anak “Nak, saat ayah atau ibu menghukummu,
apakah kamu merasa sakit hati?” dengarkan jawabannya. Jika anak sakit hati,
maka orangtua perlu mengevaluasi cara menghukumnya. Jangan-jangan, bukan
hukuman yang diberikan melainkan bombardir rasa jengkel ayah ibunya yang
dihujankan pada anaknya.
Kalau sudah timbul sakit hati apalagi ini sering terjadi, bukan karakter
baik yang akan dimiliki anak melainkan perilaku-perilaku kurang terpuji yang
akan menghiasi perjalanan hidupnya. Tentu Ayah bunda tidak mau kan?
Menghukum yang menyakiti misalnya dengan cara mempermalukan di depan umum,
dimarahi di depan teman-temannya, dikurung di dalam kamar, dan sebagainya.
5.
Disamping menghukum, berikan solusi juga
Anak asyik melakukan perbuatan yang disukai sementara menurut orangtua itu
adalah perbuatan yang membahayakan dan kurang baik, sering terjadi kan? Nah, di
saat seperti ini kadang orangtua langsung marah-marah dan menghukum anak. Padahal,
solusi yang lebih baik adalah orangtua menjelaskan terlebih dahulu pada anak
mengapa orangtua melarang anak melakukan perbuatan itu.
Saat sudah dijelaskan kadang anak tidak mau tau dan maunya tetap melakukan
kegiatan yang ia sukai. Maka di sinilah peran orangtua untuk mencari alternatif
kegiatan lain yang menjadikan anak suka dan betah berlama-lama melakukannya. Orangtua
yang kreatif dan berpikir luas cenderung akan lebih bijak dalam mendidik anak.
5 hal di
atas tentang cara menghukum anak balita secara islami semoga bisa menjadi
panduan ayah bunda sekalian dalam mendidik putra putrinya sehingga lahir
generasi yang kuat jiwanya dan sholih sholihah. Ayah bunda punya pengalaman
lain atau ilmu yang ingin dibagikan? Silakan bisa tulis di kolom komentar. Terimakasih.
Posting Komentar untuk "Cara Menghukum Anak Balita Secara Islami untuk Para Orangtua"